Kajian Kitab Al ibanah Wal ifadhoh ,Bag 4 HUKUM ASAL ISTIHADLOH

 

Assalaamualaikum warahmatullah  

Kajian Kitab Al ibanah Wal ifadhoh


Bag 4

3. HUKUM ASAL ISTIHADLOH 

Oleh: Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah


٣- الأَصْلُ في الاستحاضة 

الأصل في أحكامِ الاسْتِحاضةِ عِدَةُ أَحَادِيثَ منها :


الأول : عن فاطمة بنت أبي حبيش : أنها كانت تُسْتَحاضُ، فقال لها النَّبِيُّ ﷺ : إِذا كَانَ دَمُ الْحَيْضِ فَإِنَّهُ دَمْ أَسْوَدُ يُعْرَفُ، إِذا كانَ ذلك فَأَمْسِكي عنِ الصَّلاةِ، فإذا كانَ

الآخَرُ فَتَوَضَّنِي وصَلِّي، فَإِنَّما هو عِرْقٌ .

 

Hukum istihadloh itu di ambil dari beberapa hadits di antaranya: 

 

1). Dari Fatimah binti Abi Hubaisy, sesungguhnya Fatimah adalah orang yang istihadloh, kemudian Nabi Muhammad SAW berkata padanya : " Ketika darah yang keluar dihukumi haid maka ia berwarna hitam (kuat) seperti yang sudah diketahui. Maka ketika darah itu hitam, janganlah sholat. Dan ketika darah yang keluar adalah selain hitam (darah lemah) maka wudlu dan sholatlah. Sebab darah tersebut  adalah darah yang mengalir dari otot mulutnya rahim (HR. Abu Dawud)


فبين الفَرْقَ بينَ دَمِ الْحَيْضِ والاسْتِحاضة من خلال التمييز بين الدماء، فدم الاستحاضةِ يُغَايِرُ دَمَ الْحَيْضِ، وَدَمُ الاستحاضةِ يَخْرُجُ مِن عرق يُقال له : «العادِلُ» بالعَيْنِ الْمُهْمَلَةِ وكسرِ الدَّالِ المُعْجَمَةِ، بِخِلافِ دَمِ الحيض؛ فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِن قَعْرِ الرَّحِمِ.


Kemudian Rasulullah menjelaskan perbedaan antara darah haid dan Istihadloh dari perbedaan yang ada pada beberapa darah. Maka darah istihadloh bisa berbeda dengan darah haid. 

 

Darah istihadloh itu keluar dari urat (otot mulutnya rahim), berbeda dengan darah haid yang keluar dari dalamnya rahim.


الثاني : عن عائشة رضي الله عنها قالت : جَاءَتْ فاطمة بنْتُ أَبِي حُبَيْش إلى النبي ﷺ وقالَتْ : يا رسولَ اللَّهِ، إِنِّي امْرَأَةٌ أُسْتَحاضُ فَلا أَطْهُرُ ، أَفَأَدَعُ الصَّلاةَ؟»، فقال رسولُ اللهِ ﷺ :

لا ، إِنما ذلك عِرْقٌ، وليس بالحَيْضَةِ، فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَاتْرُكِي الصَّلاةَ، فَإِذا ذَهَبَ قَدْرُها فاغْسِلي عنكِ الدَّمَ، وصَلَّي»


 2). Dari sayyidah 'Aisyah RA berkata: "Fatimah binti Abi Hubaisy datang pada Nabi SAW dan berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya itu wanita yang istihadloh, maka saya tidak suci (karena mengeluarkan darah) Apakah saya harus meninggalkan sholat?  

Maka Rasulullah berkata: "Tidak, karena sesungguhnya darah istihadloh itu darah yang keluar dari urat dan bukan darah haid. Maka ketika kamu haid tinggalkanlah sholat, dan ketika kira-kiranya haid (adat haid) telah selesai maka basuhlah (bersihkan) darahmu dan sholatlah."


فالحديث دليل على أن المرأةَ إِذا مَيَّزَتْ دَمَ الحيضِ مِن دَمِ الاسْتِحاضةِ تَعُدُّ دَمَ الحيض وتَعْمَلُ على إقباله وإِدْبارِه، فإذا انْقَضَى قَدْرُه اغْتَسَلَتْ عنه، ثُمّ صارَ حُكْمُ دَمِ الاسْتِحاضةِ حُكْمَ

الحَدَثِ، فَتَتَوَضَّأُ لِكُلِّ صلاة كما سيأتي تفصيله.


Adapun hadits tersebut menunjukkan sesungguhnya ketika wanita bisa membedakan antara darah haid dan Istihadloh, maka ia harus menghitung keluar dan berhentinya darah yang di alami. 

 

Dan ketika adat haid tersebut sudah selesai maka mandilah, dan darah istihadloh (yang keluar setelah adat haid) di hukumi hadats (kecil), maka wudlulah setiap akan melakukan sholat seperti keterangan yang akan datang penjelasannya.


إِذا عَرَفْتَ مَا تَقَدَّمَ فَاعْلَمْ أَنَّ الدَّمَ الخَارِجَ مِن الفَرْجِ لَا يَخْلُو إلا أن يكون واحدًا من هذه الثلاثة، فإما أن يكونَ دَمَ حيض، أو نفاس، أو استحاضة.

Ketika kamu sudah mengetahui penjelasan yang telah lalu maka ketahuilah sesungguhnya darah yang keluar dari farji itu tidak lain kecuali salah satu dari ketiga darah ini, yaitu ada kalanya haid, nifas, dan istihadloh.

Wa llahu 'alam Bhis showab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Macam Sifat Darah Dan Penentuan Syarat Juga Acuan Hukum Dalam Fiqih

Hukum Puasanya Orang fiqun

Hukum Sholatnya Orang Yang Punya penyakit ambiem