Cara Shalatnya Daimul hadats Atau Keputihan Yang terus menerus

 


Cara Shalatnya Daimul hadats Atau Keputihan Yang terus menerus




Sail Naila

Assalamu alaikum 

Deskripsi Masalah

Saya mengalami keputihan secara terus menerus dan kita menghukumi keputihan itu najis. Dan saya sudah pernah memakai pentyliner tapi tetap saja kemana-mana keputihan tersebut dan suka terburu buru karena jam istirahat juga terbatas dan jam sekolah full day.

Pertanyaan:

Bagaimana cara agar tetap sholat disaat kita berada diluar rumah, seperti sekolah atau sedang bepergian ?

Jawaban:

 Waalaikumsalaam warahmatullah,

Jika keputihan nya terus menerus seperti halnya istihadhoh termasuk daimul hadats maka caranya harus istinja , menyumbat atau membalut , lalu wudhu dengan niat di perbolehkan sholat, lalu sholat ini berlaku baik itu lagi di sekolah ataupun sedang bepergian. Kalau Celana dalam  nya ada keputihan nya bisa di sucikan di bagian yang ada keputihan nya saja , lalu atas celana dalam nya pakai pembalut atau pantyliner , lalu wudhu dengan niat listibahatis sholat lalu sholat

Referensi 

Kitab Al ibanah wal ifadoh hal 61 - 62

الإبانة والإفاضة  ص 

- ما يَلْزَمُ المُسْتَحاضةَ فِعْلُهُ إِذا أَرَادَتِ الصَّلاةَ (٢)


Perkara yang wajib dilakukan oleh wanita yang mengalami istihadhah ketika dia akan sholat. 


أولا : أن تَغْسِلَ المُسْتَحاضةُ فَرْجَها قبل الوُضُوءِ.


1. Wanita Istihadhah tersebut mencuci farji nya sebelum wudlu. 


ثانيا : أن تَحْشُوَ فَرْجَها وُجُوبًا بنحو قُطْنٍ، وذلك دَفْعًا
لِلنَّجَسِ أو تخفيفًا له، وإنّما يَجِبُ ذلك بالشروط الآتية :


2. Dia Wajib menyumpal farji nya dengan semisal kapas untuk mencegah najis (darah) , atau meminimalisir najis tersebut . 
Kewajiban menyumpal farji tersebut hanya berlaku saat memenuhi beberapa syarat berikut ini : 


١ - أن لا تَتَأَذَى به تَأَذَّيًا لا يُحْتَمَلُ عادَةً.

2.1 . Ketika menyumpal farji nya wanita tersebut tidak merasakan sakit sekali, yang secara umum sakit tersebut tidak dapat ditahan. 


٢ أن لا تكون صائمة، فإن كَانَتْ صَائِمَةً تَرَكَتِ الْحَشْوَ

2.2 Dia tidak dalam keadaan berpuasa, maka jika dia dalam kondisi puasa, tidak perlu menyumpal farji nya. 

٢- أن تحتاج إليه، فإن لم تحتج إليه لم يجب.     

2.3 .Hal itu dia butuhkan, sehingga apabila menyumpal farji tersebut tidak dia butuhkan , maka hal itu tidak wajib. 

ثالثا : أن تَعْصِبَ بعد ذلك الفَرْجَ، ويَحِبُّ العَصْبُ
بشَرْ طَيْنِ :


3. Setelah menyumpal farji nya, dia membalut nya dengan perban ( atau semisal nya) . 
Hal ini wajib dilakukan jika memenuhi dua syarat yaitu :


١ أن تحتاج إليه : بأن لم يَنْقَطِعِ الدَّمُ بِالْحَشْو، فَإِنِ انْقَطَعَ الدَّمُ بِالحَشْو لم يَجِبْ.

3.1. Hal itu dibutuhkan, semisal darah nya masih tidak berhenti padahal farji nya sudah disumpal. Maka apabila darah nya sudah bisa berhenti dengan cukup menyumpal nya, maka tidak wajib dibalut perban. 

 ٢- أن لا تَتَأَذَى به تَأَذَّيًا لا يُحْتَمَلُ عادةً، فإن كان كذلك لم يجب.


3.2. Ketika membalut farji nya dengan perban wanita tersebut tidak merasakan sakit sekali, yang secara umum sakit nya tidak dapat ditahan. 
Sehingga apabila dia merasakan sakit sekali maka hal itu tidak wajib. 

وهل يَكْفِي الاقْتِصارُ على العَصْبِ؟ الجواب : نَعَمْ يَكْفِي الاقْتِصارُ على العَصْبِ إِن مَنَعَ الدَّمَ، واعْتَمَدَه الرَّمْلِيُّ ).


Dan apakah cukup hanya dengan memakai perban saja? Jawaban nya adalah hal itu mencukupi apabila memang bisa menahan keluar nya darah, pendapat inilah yang dipegang imam Ar-Romli. 

رابعا : أن تَتَوَضَّأَ بعدَ دُخُولِ وَقْتِ الصَّلاةِ، ولا يجوز أن
تَتَوَضَّأَ قبلَ دُخُولِ وَقْتِ الصَّلاةِ؛ لأنها طَهَارَةُ ضَرُورة.


4. Dia berwudlu setelah masuk waktu sholat, dan tidak boleh berwudlu sebelum masuk waktu shalat, karena wudlu ( bagi wanita Istihadhah) tersebut merupakan thoharoh yang bersifat dorurot. 

خامسا : الموالاة بين الكُلِّ، فَتَجِبُ المُبادَرةُ بِالحَشْوِ بعد غَسْلِ الفَرْجِ، فالمبادرة بعد ذلك بالعصب، فالوضوء، فالصلاة.

5. Muwalah ( berlangsung dengan segera tanpa terputus ) antara masing-masing aktifitas ( diatas ) 
Jadi wajib hukum nya bersegera untuk menyumpal farji nya setelah dia mencuci nya, kemudian segera segera memperban nya dan segera wudlu kemudian segera sholat. 

Wa llahu'alam Bhis Showab

Wa llahu'alam Bhis showab

Mujawwib  Dan Pemateri:

✅ Ustadz Abdullah Sahal Zuhdi
✅ Ustadzah Ai Maslaili Siti Aisyah
✅ cUstadz  Masruri  Ainul khayat

Perumus Dan Kordinator Soal

✅  Ustadz Syaipudin
✅  Ummi Nisa Alfii(Ummi Dinda

Editor :

✅ Ummi Nisa.Alfii( ummi Dinda

Moderator Dan Keamanan

✅ Ustadzaah Nurul Janah




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Macam Sifat Darah Dan Penentuan Syarat Juga Acuan Hukum Dalam Fiqih

Hukum Puasanya Orang fiqun

Hukum Sholatnya Orang Yang Punya penyakit ambiem